Kamis, 24 Februari 2011

perekonomian indonesia pada pemerintahan SBY

Pemerintahan SBY dan Kebangkitan Indonesia

Senin, 27 Juli 2009 - 10:47 wib
-
text TEXT SIZE :  
Share
Setelah selama satu dekade dianggap sebagai "orang sakit dari Asia Tenggara", Indonesia saat ini sudah dapat melepaskan imej tersebut dan bahkan dianggap sebagai role model atau anutan di kawasan regional.

Demokrasi telah berkembang dengan pesat dan perekonomian Indonesia berhasil mengatasi krisis finansial global dengan lebih baik dibandingkan negara-negara ASEAN lain. Tiga presiden yang berkuasa setelah lengsernya Soeharto tidak banyak berhasil dalam mengatasi masalah-masalah yang telah mengakar di negara ini. Kekerasan, kekacauan politik, dan stagnasi perekonomian adalah hal-hal yang de rigueur dalam periode tersebut.

Namun pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berhasil mendobrak dan menjadi katarsis terhadap kebuntuan tersebut. Korupsi dan kemiskinan tetap menjadi masalah di Indonesia. Namun setelah beberapa tahun berada dalam kepemimpinan nasional yang tidak menentu, SBY beserta Wakil Presiden Jusuf Kalla telah berhasil menciptakan kestabilan politik dan ekonomi di Indonesia.

Walaupun dihadang berbagai bencana yang menimpa sejak SBY dan JK menjabat pada 2004- tsunami, epidemi flu burung dan polio, serta melambungnya harga minyak dunia-, Indonesia saat ini adalah negara yang memiliki kestabilan struktural yang jauh lebih baik. Indonesia adalah satu-satunya negara di kawasan regional yang berhasil mengatasi dan mengalahkan mitos "demokrasi yang bermasalah".

Indonesia telah berhasil melampaui masa-masa yang sulit di mana negara ini pernah tersandera oleh anarkisme yang terjadi di seluruh negara kepulauan ini. Dapat dikatakan bahwa "genie of violence" sudah berada di dalam botolnya lagi. Kekhawatiran akan terpecahnya negara ini adalah suatu hal yang usang. Tidak ada bukti akan adanya kekuatan sentrifugal yang akan memicu "Balkanisasi" atau pecahnya Indonesia seperti yang terjadi di negara-negara Balkan.

Tidak ada satu pun serangan teroris di Indonesia sejak 2005. Pencapaian perekonomian oleh pemerintahan SBY sendiri juga tidak kalah signifikan. Pada saat negara-negara lain mengalami "musim dingin ekonomi", Indonesia sepertinya bisa mengatasi badai ini dengan lebih baik. Namun, turunnya bursa saham dan melemahnya mata uang rupiah menunjukkan bahwa Indonesia memang tidak bisa menghindar sepenuhnya dari krisis keuangan dunia.

Perekonomian Indonesia memang tumbuh melambat seperti juga yang terjadi di negara-negara lain. Ekonomi bertumbuh sebesar 5,2% pada kuartal IV/2008 dibandingkan kuartal yang sama tahun sebelumnya akibat menurunnya permintaan dunia terhadap produk-produk komoditas. Akibatnya, perekonomian Indonesia bertumbuh sebesar 6,1% pada 2008 dibandingkan dengan 6,3% pada 2007.

Pemerintah memprediksi bahwa pertumbuhan ekonomi di tahun 2009 akan lebih rendah dari tahun sebelumnya, berkisar antara 4,0% sampai 4,5%. Bank Indonesia memprediksi pertumbuhan ekonomi sekitar 4,0% atau bahkan lebih rendah apabila pelemahan ekonomi global lebih besar dari perkiraan sebelumnya. Namun, pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun ini akan jauh lebih baik dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia.